Nadin Amizah lagi-lagi jadi bahan gunjingan warga Twitter, selepas membincangkan si kaya dan si miskin. Hmm ada keributan baru lagi niiii.
Nadin Amizah, si cantik pelantun lagu-lagu sendu yang kerap kali lancang memaksa air mata pendengarnya mengalir begitu saja. Ada apa lagi dengan si cantik ini, kok sering kali namanya naik di papan trending topik Twitter.
Si cantik Nadin Amizah memiliki karakter unik, yang mungkin tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. seperti caranya berbicara, caranya berpenampilan, hingga caranya memandang dunia. Namun, sayangnya tidak semua orang bisa memahami keunikan karakter si cantik ini-mungkin termasuk saya.
Baca juga: The Quarter Life-Crisis is Real
Si kaya dan si miskin
Belum lama diejek karena cara ia menyapa pendengar yang berbeda dari musisi kebanyakan-dibilang sok indie. Kini, namanya kembali naik di papan trend No.1 Twitter karena pendapatnya perihal si kaya dan si miskin di Podcast Deddy Corbuzier.
“Jadilah orang kaya, karena kalau kamu kaya kamu bisa lebih mudah berbuat baik, tapi kalau miskin rasa benci kamu terhadap dunia udah terlalu besar dan ga sempat untuk berbuat baik.” Ungkap si cantik Nadin pada Podcast Corbuzier #closethedoor, 20 Januari 2021.
Baca juga: Kristen Gray dan Isu Bali
Pendapat tersebut terdengar sangat multi tafsir. Sehingga, beberapa merasa tersindir seolah menjadi miskin berarti bukan orang baik dan hanya orang kaya yang bisa berbuat baik.
loh apa harus tunggu kaya dulu baru bisa berbuat baik? kalo miskinnya lama, gimana?
Jadilah si kaya, saya setuju dengan pendapat tersebut. Dalam sudut pandang agama misal, dalam islam umatnya dianjurkan untuk menjadi kaya agar bisa lebih mudah beramal. Secara logika, memang benar kita dapat menebarkan amal sebanyak-banyaknya jika kita bergelimang harta. Jika mau.

Namun bagaimana dengan si miskin? kalimat yang nadin ucapkan tentang si miskin memang kurang enak didengar si kuping, timbul lah kontroversi. Walaupun, mungkin maksud nadin menjadi miskin seperti memiliki banyak batasan untuk berbuat baik.
Hal itu kebanyakan memicu rasa benci si miskin pada keadaan, jika tidak sabar dan kurang bersyukur pada kehidupan yang sedang dijalani. Namun, banyak lho si miskin di bumi ini yang sangat-sangat mensyukuri hidupnya.
Baca juga: Stereotip Profesi Guru di Indonesia: Jangan Jadi Guru!
Entah menjadi kaya atau miskin, di segala keadaan kita tetap bisa berbuat baik. Semua kembali lagi kepada hati masing-masing dari kita. Toh, Tuhan bilang amalan kita dinilai dari niatnya bukan?
Jika tak punya harta sebanyak si kaya, namun si miskin ingiiiiin sekali bisa beramal sebanyak si kaya. Bisa jadi, si miskin sudah dapat pahala yang sama seperti si kaya hanya dari niat.
Jadi, siapa yang menang?
Pada akhirnya, berbuat baik adalah perihal hati, bukan status. Nah, Kalau si kaya dan si miskin punya hati yang sama-sama baik, bagaimana? Ya, memang kita “dianjurkan” menjadi kaya dalam agama, namun “diharuskan” menjadi baik. Jadi, yang penting terus berusaha menjadi baik, perihal “cap baik” biar jadi urusan Tuhan.

Mau menjadi kaya atau pun miskin, mensyukuri kehidupan adalah jalan ninja kita semua. Nyatanya, banyak juga kok si kaya yang membenci kehidupannya.
Dari saya: “Jadi lah orang kaya, agar bisa lebih mudah beramal. Jika menjadi miskin bersyukurlah karna tetap bisa berbuat baik walau tanpa uang”.
Baca juga: Kumpulan Puisi-Puisi Cinta
Baik itu harus, Kaya? Semoga aamiin.
Nadin Amizah tahu ada batasan
Di sisi lain, menjadi si kaya memberikan jalur yang lebih mudah mencapai sukses karena kemudahan dana dan adanya “orang dalam”. Ya, saya tahu ada juga segelintir si miskin yang tumbuh menjadi sukses. Namun jangan salah, jumlah yang sedikit itu justru membuktikan bahwa betapa sulitnya si miskin melakukan lompatan-lompatan.
Sebaliknya, sangat sedikit si kaya yang putus asa dalam mencapai kesuksesan. Nah disinilah poinnya. Nadin Amizah tahu bahwa di negara ini, ada beton yang memisahkan si miskin dan si kaya. Hal itu mengakibatkan si miskin sulit untuk kaya, dan si kaya sangat mudah untuk makin kaya.
“Nadin saya tau, kamu hanya ingin menebarkan kebaikan untuk orang-orang sekelilingmu, tapi mungkin cara penyampaiannya yang sedikit kurang tepat. Saya tunggu karya-karya indah kamu selanjutnya.” Ucap si penulis dalam hati kepada Nadin Amizah.
Itu lah opini saya dari opini yang disampaikan Nadin pada podcast Deddy Corbuzier. Kembali lagi, ini hanyalah opini. Jika kamu tidak sependapat dengan saya sangat tidak apa-apa, tapi jika sependapat yuk main bareng. Bumi dihidupi oleh milyaran isi kepala, dan kita tidak bisa memaksa semua isinya sama.
You ought to be a part of a contest for one of the greatest sites online. I am going to recommend this website!